. Ahlan wa Sahlan: _Lemahnya Hati Karena Kedurhakaan_

Rabu, 14 September 2011

_Lemahnya Hati Karena Kedurhakaan_

Bismillah...

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ...

Hati merupakan esensi dari hidup manusia. Baik dan buruknya seorang manusia ditentukan oleh hatinya. Jika baik hatinya, maka baik orang tersebut. Namun sebaliknya, jika buruk hatinya, maka buruk pula orang tersebut.

Penyakit hati berbeda penanganannya dengan penyakit fisik. Ia tidak bisa diobati dengan sembarang orang maupun obat. Jika seseorang yang menderita penyakit fisik, maka penyakit itu akan menggugurkan dosanya. Sedangkan seseorang yang menderita penyakit hati, maka menumpuklah dosa-dosanya dan gugur pula pahalanya.

Kedurhakaan terhadap syari’at Allah Ta’ala merupakan penyakit hati yang akut yang hampir di derita sebagian manusia. Ia membuat hati yang kuat menjadi lemah. Makanan tidak lagi memberikan manfaat agar ia dapat hidup lebih baik. Kedurhakaan memberi dampak dosa yang tidak bisa disembuhkan kecuali dengan cara meninggalkannya. Jika penyakit hati ini makin parah, maka dia sama dengan orang yang sudah mati. Ia ibarat bangkai berjalan. Jika hatinya tidak lagi taat kepada Allah, maka dengan siapa lagikah ia akan bisa dikendalikan? Orang seperti ini akan menjadi orang yang dzalim terhadap orang lain, semena-mena, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Tidak lagi ia peduli dengan halal atau haram. Itulah yang banyak terjadi saat ini.

Orang yang dapat mencegah dirinya dari hawa nafsu, maka tempat tinggalnya kelak adalah surga. Kenikmatannya dengan berupa ketaatan kepada Allah tidak dapat disamakan dengan kenikmatan dunia dan seisinya. Manusia kelak hanya menempati dua tempat di akhirat. Bagi mereka yang taat, tempatnya adalah di surga. Sedangkan bagi mereka yang durhaka, maka tempat berlabuhnya adalah di neraka.

Daftar Pustaka:
Qayyim Al Jauziyah, Ibnu. 2007. Setiap Penyakit Ada Obatnya terjemah: Kathur Suhardi. Darul Falah: Jakarta

Sumber : http://www.belajarislam.com/lemahnya-hati-karena-kedurhakaan/

0 komentar: