. Ahlan wa Sahlan: _Perempuan bak telur diatas tanduk_

Minggu, 07 Agustus 2011

_Perempuan bak telur diatas tanduk_

Bismillah...

Asslamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

sepenggal wawancara :

Ibunya : "saya setuju-setuju aja kalo anak saya pacaran dengan dia. malah saya bangga kalo anak saya punya pacar seperti dia. Jason (sebut saja nama laki-lakinya itu) lulusan dari Cina. sekarang mau lanjut S2 di Amerika. jason juga pintar dan udah mapan. jadi apalagi yang mau diragukan dari Jason."

Wartawan : " jadi ada rencana bu untuk menikahkan anak ibu di usia muda?"

Ibunya : "ooh, kalo nikah sih belum ya. soalnya sinta anak saya mau 18 tahun, baru kelas 3 SMA pula. mungkin setelah kerja baru saya izinkan menikah"

itulah sepenggal wawancara disalah satu acara "ghibah" yang sempat saya lirik dan menyimak sebagian wawancara salah satu ibu dari Artis Indonesia yang sekarang lagi naik daun (uleett kali naek daunn). betapa bangganya ia mengatakan bahwa DIRINYA BENAR-BENAR BANGGA DENGAN ANAKNYA YANG PACARAN DENGAN PACARNYA YANG SEKARANG.

setelah beberapa saat melihat acara itu dan pergi berlalu dari depan Tv, kok malah saya yang sedih, jadi kepengen nangis (kalau perlu nangis darah sekalian). berasa kayak saya emak nya yang ngeliat anaknya bergandengan tangan dengan mesranya di depan umum, dengan menggunakan pakaian handuk (afwan saya sebut handuk karena dress nya mirip handuk), sambil bergandengan tak lupa pula berpelukan sambil senyam senyum bak pasangan yang baru saja menikah yang sedang dipotret oleh wartawan dan wartawati padahal emaknya sendiri gak nangisin tingkah laku anaknya. justru berbangga diri dengan tingkah laku anaknya.

Sinta yang notabene nya adalah muslim tetapi berperilaku layak seorang NonI (baca:Non-Islam). Inilah realita yang terjadi sekarang. Keterpurukan yang dialami oleh kaum muslim. Secara lahiriah kita tidak diserang secara terang-terangan oleh mereka (baca : Orang-orang kafir) tetapi kita di serang lewat pikiran. Fisik boleh aja islam, tapi tingkah laku NonI. inilah statement mereka terhadap kita kaum muslim. sadar atau tidak kita telah masuk dalam tipu daya mereka. pergaulan kita, cara kita bersosialisasi ala barat, berpakaian kita. bahkan yang tejadi sekarang adalah pakaian busana muslim dengan modif sana sini hingga tampil glamour dan terbuat dari kain berbahan tipis. hingga yang menggunakan layak orang yang tidak berpakaian sama sekali.   jilbab yang seharusnya menutup tubuh kita sekarang malah membungkus tubuh kita. sekali lagi layak orang yang tidak berpakaian.

MIRIS. ingin rasanya saya menangis melihat fenomena yang terjadi sekarang.

tanpa kita sadari sekali lagi tanpa kita sadari dengan mengizinkan atau membiarkan anak kita berpacaran berarti kita telah melepaskan anak kita ke dalam jurang, jurang yang begitu dalam. sehingga saat jatuh dalam jurang itu tak ada kesempatan lagi untuk kembali. perempuan itu ibarat telur diatas tanduk.salah sedikit dalam bergerak maka telur itu akan jatuh dan mustahil untuk disatukan kembali telur yang telah pecah.

kita semua terlalu tau dengan pekerja se*k komersial. kita semua terlalu tau bahwa mereka bekerja jika harganya pas. kita semua terlalu tau bahwa mereka bekerja bukan sembarang bekerja. ya, kita semua terlalu tau tentang hal itu. dengan membiarkan anak kita berpacaran apalagi dengan mengizinkan mereka untuk berpacaran secara tidak langsung, sekali lagi secara tidak langsung dan tanpa kita sadari kita telah menjerumuskan anak kita kedalam suatu kehinaan bahkan lebih hina dari pada para pekerja tersebut. para pekerja tersebut akan bekerja jika ada uang. tetapi anak kita??? sungguh sangat mustahil bila berpacaran tidak meraba ini dan meraba itu. bahkan lebih buruk lagi jika mereka melakukan suatu hubungan yang terlarang dengan alasan suka sama suka. manakah yang lebih hina? dengan bayaran uang kemudian ditinggalkan atau bayaran suka sama suka kemudian ditinggalkan?? Na'uzdubillahi min dzalik (penulis memohon ampun kepada Allah dan memohon untuk dijauhkan perbuatan hina itu dari dirinya)
mereka para pekerja, jika disentuh oleh L***ki  **d**g belang memasang patokan harga yang sangat mahaalll sedangkan para remaja yang dimabuk asmara ???
dalam hal ini bukan berarti penulis menyetujui apa yang dilakukan oleh para pekerja tersebut. tetapi penulis hanya ingin membandingkan betapa kita telah menjerumuskan anak kita kedalam kubang kehinaan yang paling dalam melebihi pekerja itu...

(penulis memohon untuk diampunkan kepada Allah dan dijauhkan dari perbuatan haram tersebut)


FMUBS, Gorontalo 7 Agustus 2011
06.06 wita

2 komentar:

An mengatakan...

innalillah..

Asiyah`BulanSabit` mengatakan...

Ya Rabb, semoga kita terjauh dari hal yang demikian ukh...